Pages

Tampilkan postingan dengan label Cerpen. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Cerpen. Tampilkan semua postingan

Senin, 19 November 2012

Arti Sebuah Nama

Diposting oleh Mauli di 07.18 0 komentar

By: Nindy Paramitha Masduki

Dimalam yang gelap, Tini sedang berusaha untuk mengerjakan subuah Pr dari guru Bahasa Indonesia-nya. Setelah ia menyelesaikan Pr-nya tersebut, ia mulai berpikir “Mengapa aku diberi mana Kartini?” dan “Di zaman seperti ini mengapa orang tua ku mamberi nama yang rasanya sangatlah ketinggalan zaman?”.

Tini pun teringat teman-temannya yang ada di sekolah. Nama yang dipunyai oleh teman-temannya tersebut sangatlah bagus. Ada Claudia, Tania, Miranda dan lain sebagainya. Tidak ada satu pun yang kampungan. Pada awalnya memang Tini tidak merasa bahwa namanya itu kampungan, akan tetapi banyak teman lelekinya yang mengejek-ejek nama Tini. Ada yang bilang “Ah, Tini kan nama tukang ketoprak di dekat rumah gw..” dan ada juga yang bilang “Loh? Di daerah rumah gw Tini itu tukang jamu..!”.

Hmm… sering sekali Tini mendapat ejekan seperti itu tetapi Tini tidak menghiraukannya. Namun Lambat lalun ia merasa tidak nyaman. Pernah suatu hari Tini meminta kepada ibunya untuk mengganti mananya tersebut. Alhasil ibunya tidak menginzinkannya karena alasan nama Kartini itu adalah nama pemberian dari Alm ayahnnya untuk dirinya. Ia harus menghargai nama pemberian ayahnya tersebut kalau tidak ayah akan sedih di atas sana. Tini kecil yang baru ditinggal sang ayah tidak ingin Alm ayahnya bersedih. Jadi, ia tidak meninta hal yang aneh-aneh jika disinggungkan tentang ayahnya. Ayah Tini meninggal saat menjalankan tugas sebagai alat pertahanan negara. Ya, ayahanda Tini adalah seorang TNI AL yang gugur.

Terlalu lama Tini memikirkan hal tersebut. Tidak terasa waktu menunjukan pukul setengah sepuluh malam, tetapi belum ada rasa kantuk yang menggelayuti matanya. Sampai pada akhirnya Ibu melihat pintu kamar Tini yang sedikit terbuka. Lalu Ibu berniat untuk menutup rapat pintu tersebut karna tekut kamar anaknya dikerubungi oleh nyamuk. Perlahan Ibu mengintip kedalam kamar melalui celah pintu karena ingin melihatanaknya yang sedang tertidur pulas. Namun yang dilihat bukanlah Tini yang sedang tidur melainkan Tini yang masih duduk manis di meja belajarnya.

“Tok..Tok..”. Ibu pun mengetuk pintu. Dengan segera Tini menoleh ke sumber suara.
“Eh Ibu, Tini kira siapa.. hehehe”. Ujar Tini setengah kaget.
“Memengnya menurut kamu siapa? Mahluk halus?”. Ujar Ibu ssambil bercanda dan segera duduk di kasur Tini.
“Hahahaha.. ah Ibu, bukan bu, Tini kira kak Rizky. Dia kan jahil bu, suka masuk ke kamar orang seenaknya..”. jawab Tini.
“Eh, jangan gitu. Dia kan kakakmu juga. Kamu kenapa belum tidur? Tidak seperti biasanya. Apa ada masalah??”’ Tanya ibu.
“Emh,, nggak kok bu, Tini lagi mikir tentang Pr Bahasa Indonesia ini nih bu..”. jawab tini seraya menunjukan bukunya kepada ibu.
“Loh? Ini kan sudah selesai? Memang pap kesulitannya?”. Tanya ibu lagi.
“Tini nggak merasa kesulitan kok bu, tapi Tini bingung..”. kata Tini. Hal ini membuat Ibunya ikuta jadi bingung.
“Loh katanya tidak sulit, tapi kok bingung?”. Tanya ibu sambil memperhatikan tulisan Tini sedetai-detailnya. “Ini juga sudah benar kok silsilah keluarganya.. Apa yang membuatmu bingung nduk??”. Sekali lagi ibu bertanya dengan suara yang lemah lembut.
“Lihat deh bu, nama ayah, nama ibu, nama kakak dan nama Tini…!”. Ujar Tini.
“Iya, kenapa toh?”. Tanya ibu.
“Hmm, bu.. kayaknya cuma nama Tini yang jel- eh, maksudnya aneh bu..”. ujar tini dengan hati-hati, karena bagaimana pun juga nama itu pemberian orangtuanya. Tini takut ibu jadi tersingung.
“Loh?? Aneh gimana toh nduk? Kartini itu kan nama bagus nduk?”. Ujar ibu dengan nada suara yang tidak berubah yaitu lembut.
“Iya sih bu,,”. Jawab Tini singgkat “tapi bu menurut Tini nama itu sangat aneh bu.. Kata teman-teman tini pun Kartio itu nama yang ‘primitif’..”. Ujar Tini setengah merengek.
Ibu hanya terdiam mencoba menelaah semua perkataan anak perempuannya tersebut.
“Bu? Maaf Tini sudah lancang menanyakan hal seperti itu. Habisnya Tini bingung kenapa nama Tini itu jadul, tapi kakak? Nama dia lumayan keren bu, ga se-primitif Tini? Padahal sia yang jauh lebih dulu lahir dan pastinya lebih tua dari pada Tini ehh tapinya nama dia lebih keren dari pada Tini.”. Jelas Tini.
Oh, jadi itu yang membuatmu bingung sedari tadi?”. Tanya Ibu. Tini pun mengangguk.
“Nduk, asal kamu tau semua nama itu pasti mengandung arti. Yahh, walaupun tidak memiliki arti tetapi apsti ada maksud tertentu dari orangtuanya.”. Jelas ibu.
“Iya bu, Tini ngerti. Nah, lalu apa alasan ayah dan ibu mamberi nama Tini itu Kartini?”. Tanya Tini dengan wajah yang serius.
“Kamu tau nggak siapa yang ada di gambar itu?”. Tanya ibu sembari menunjukan sebuah gambar yang ada di buku sejarah Tini.
“Iya bu, tau. Itu kan R.A Kartini kan?”. Jawab Tini.
“Betul, pintar kamu nduk. Nah, kamu tau nggak apa yang mambuat R.A Kartini itu special di masa-masa dulu bahkan sampai sekarang?”. Tanya ibu lagi.
“Setau tini bu, R.A Kartini itu anak bangsawan bu, terus beliau itu tokoh emansipasi wanita bu..”. Kata Tini.
“Nah, ayahmu itu mau kamu seperti beliau nduk..”. Kata ibu.
“Maksudnya bu?”. Tanya tini sedikit bingung.
“Jadi gini loh.. Zaman dahulu itu anak perempuan itu tidak dibolehkan mencari ilmu. Anak perempuan itu hanya diperbolehkan di dapur, masak, beres-beres rumah dan mengurus anak. Hanya orang-orang tertentu yang diperbolehkan sokolah. Nah, R.A Kartini itu adalahanak yang beruntung. Beliau adalah seorang anak dari bangsawan. Yahh, kalau dibandingkan dengan sekarang ini ayahnya itu sekelas dengan Bupati. Jadi, beliau diperbolehkan sekolah. Dan sekolahnya pun bukan dengan orang-orang sembarangan, melainkan anak dari para penjajah. Namun, pada suatu hari ayah dan ibu R.A Kartini memutuskan untuk memberhentikan  beliau dari sekolahnya dan beliau harus segera menikah. Pada akhirnya R.A Kartini itu dipingit. Rutinitasya di dalam kamar adalah membaca buku dan bersuratria dangan teman-tamannya. Suratnya tersebut berisikan tentang kekecewaan beliau terhadap aturan-aturan yang mengatur bahwa wanita tidak boleh ini, tidak boleh itu, hanya boleh di dapur dan mengurus anak saja. Padahal menurut beliau wanita juga bias melakukan sesuatu selain memasak auat mengurus anak. Wanita juga bias berprestasi menurutnya.”. Cerita ibu kepada Tini.
“Kok ibu bias tau isi dari surat itu?”. Tanya Tini.
“Lah? Kan da bukunya toh nduk. Apa kamu tidak tau?”. Tanya ibu kepada Tini.
“Buku? Buku apa bu? Hehe Tini kurang tau bu..”. Ujar Tini gambil menggaruk=garuk kepalanya.
“Tuh.. Makanya kalau lagi waktu senggang itu banyakin baca buku toh nduk.. Buku yang menjelaskan tentang isi surat-surat R.A Kartini yang dikirin kepada teman-temannya itu berjudul “Habis Gelap Terbitlah Terang”. Buku itu dibuat tidak lama setelah R.A Kartini wafat.”. Jelas ibu.
“Oh, gitu toh bu, hehehe.. Hmm sebenarnya Tini tau kok bu sama judul buku tersebut. Hanya saja Tini nggak tau isinya.. hehehe”. Jawab Tini tersipu malu. Memang Tini itu tergolong anak yang malas membaca.
“Ya isinya itu tentang beliau yang ingin sekali menaikan derajat wanita sampai setara denganpara pria. Namun dalan artian wanita juga bisa berprestasi dan bekerja selain pekerjaan wanita pada umumnya.”. Jelas ibu. “Nah, ayah dan ibu mau kamu seperti beliau, tetap mencari ilmu walau pun banyak rintangannya. Kalau dulu mungkin masalahnya tidak diperbolehkan sekolah, tapi zaman sekarang rata-rata karena biaya. Nah, kamu itu mesti berjuang menggapai cita-citamu mwlaupun ibu tidak bias membiayai kamu nduk. Banyak jalan menuju roma. Kamu jangan pernah menyerah untuk menggapai cita-citamu ya nduk. Kalau kamu di dasari oleh niatan yang baik pasti Gusti Allah akan mempermudah proses kamu dalam menggapai cita-citamu itu nduk..”. Jelas ibu lagi.
“oh, jadi karena itu ayah dan ibu memberikan Tini mana Kartini? Hehe..” Kata Tini.
“Iya nduk, kamu masih mau mengganti namamu itu?”. Tanya ibu.
“Hah? Nggak bu, nggak..! tini nggak mau ganti nama lagi, karena nama Tini mempunyai makna yang sangat bagus bu,, Trimakasih ya bu…”. Ujar Tini seraya memeluk ibunya. “Oh iya bu, kata ibu semua nama punya makna, nah, nama kak Rizky itu apa ya bu??”Tanya Tini iseng.
“Oh, kakakmu itu, gini loh, kamu tau kan kalau pekerjaan ayahmu itu melaut terus. Nah, waktu kakamu itu lahir, ayahmu itu langsung memberi nama Muhammad Rizky Satria, maknanya sih simple. Ayahmu itu ingin kakakmu menjadi satria disaat ayah sedang melaut dan juga bias mengalirkan rezeki buat ayah dan ibu.”. Jelas ibu.
“Oh, gitu bu.. hehe. Iya Tini sekarang tau bahwa sejelek apa pun nama seseorang pasti punya arti atau makna tertentu dari orang yang memberikan nama tersebut. Seperti Tini, walau pun namanya jadul, tapi memiliki makna yang sangat bagus.. hehe” kata tini penuh senyum. Ibu pun ikut tersenyum.
“Hoaaammh,,, bu, Tini sudah ngantuk..”. Kata Tini.
“Ya sudah, kamu tudur ya nduk.. Biar besok tidak kesiangan.”. Jawab ibu seraya menaikan selimun ke tubuh Tini. Tidak lipa ibu mengecupkan bibirnya di kening Tini dan mulai beranjak pergi maninggalkan Tini dalam posisi yang sudah siap untuk bermimpi indah. Sabelum keluar dari kamar Tini ibu memetikan lampu dan berkata “Selamat tidur nduk..”. Ucap ibu seraya tersenyum. “Semoga kamu bias mengirti maksud dari namamu dan bias mengamalkan apa yang diinginkan oleh ayahmu.”. Ucap ibu lagi, tetapi kali ini ibu mengungkapkannya di dalam hati seraya menutup pintu kamar Tini.

»»  Read More...

Minggu, 25 Desember 2011

Cerpen Ayah, Selamat Ulang Tahun

Diposting oleh Mauli di 23.56 0 komentar
  Aku melirik jam weker di sebelah bed lamp. Jarum jam menunjukkan pukul enam pagi. Aku meregangkan otot-ototku yang masih terasa kaku. Aku gerakkan punggungku ke kiri dan kanan untuk membebaskanku bergerak. Hari ini, aku harus sesegera mungkin berangkat ke kantor, atasanku ingin menemuiku. Aku heran mengapa hanya aku saja yang disuruh menemuinya, rekan kantorku yang lain tidak.

            Dengan malas aku melangkahkan kakiku menuju ruang tengah. Terdengar suara seorang wanita sedang bernyanyi di dapur. Angel. Istriku yang tengah hamil enam bulan sedang membuat sarapan untukku. Perlahan aku menghampirinya. Aku memeluknya dari belakang ketika ia mengocok telur.

            “Lagi masak apa?” tanyaku sambil mencumi pipinya.
            “Ini, aku bikin telur dadar buat kamu, sayang.” Jawabnya sambil terus menggerakkan tangannya yang lincah.
            “Oya, semalam ayah kamu telepon, sepertinya dia ingin bicara dengan kamu.” Tambah istriku memulai pembicaraan.
            “Kapan? Kok aku gak tahu?” balasku.
            “Semalam, setelah kamu pulang dari kantor. Ketika aku bilang kamu lagi tidur , ayah kamu mengurungkan niatnya buat ngomong sama kamu, lagian beliau kan tahu kalo kamu lagi tidur, gak mau diganggu, susah dibangunin lagi,” jawabku istriku.
            “Ya, biar aku telepon nanti, mungkin Ayah Cuma ingin tahu kabarku di Bandung,”
*** 
            Namaku Johan, usiaku saat ini 29 tahun. Di usiaku yang masih muda ini, boleh di bilang aku termasuk pemuda yang beruntung. Aku bekerja di salah satu kantor keuangan di Bandung sebagai akuntan. Di antara semua karyawan yang ada di kantor, aku adalah anak kesayangan atasanku. Ia sering memberiku gaji tambahan karena aku biasa mengerjakan pekerjaan tepat waktu dan boleh dibilang memuaskan daripada karyawan yang lainnya. Kesuksesan ini tidak aku dapatkan secara instan dan mudah seperti membalikkan telapak tangan. Aku masih begitu ingat, betapa semangatnya ayahku yang bekerja sebagai cleaning service untuk membiayaiku sekolah meski aku tahu, penghasil ayah saja pas-pasan untuk makan sehari-hari.
            “Yah, aku mau berhenti sekolah saja,” jawabku suatu ketika, saat aku duduk di bangku kelas dua SMA.
            “Untuk apa?” tanyanya sambil melirikku dengan tatapan kurang setuju.
            “Aku tidak mau Ayah terbebani dengan biaya sekolahku,”
            Ayahku tersenyum, “Kamu gak usah mikir biaya sekolah kamu, itu urusan Ayah. Kalau kamu berhenti sekolah, sama saja kamu mematahkan semangat Ayah. Ayah tidak mau kamu nantinya seperti Ayah yang hanya tamatan SD ini,”
            “Iya, Yah. Tapi, apa Ayah masih sanggup membiayai sekolahku?”
            Ayah mengeluarkan dompet dari kantong celananya, dompet yang lusuh, robek di sana-sini, “Biar dompet Ayah ini sudah tidak layak pakai seperti ini, tapi bisa membiayai kamu sekolah. Ayah akan melakukan apa saja untuk bisa menyekolahkanmu, karena Ayah ingin kamu sukses,” jawabnya sambil menunjukkan dompet lusuh itu padaku, anak satu-satunya.
            Aku tersenyum lebar, “Terima kasih, Yah! Nanti, kalau aku sukses, pasti aku ganti dompet Ayah yang lusuh itu dengan yang lebih bagus,” jawabku.
***
            Telepon genggamku berdering keras ketika aku tengah sibuk menyelesaikan pekerjaanku. Aku yang sedang meyusun laporan keuangan perusahaan – yang harus diselesaikan dengan segera – menghentikan aktivitasku sejenak. Aku merogoh telepon genggam di saku celanaku. Ku lihat di layar, tertulis nama Ayah sedang menelponku.
            “Halo, Yah!” jawabku segera.
            “Halo, Joe! Sedang apa?” tanyanya.
            “Ini nih, aku lagi sibuk nyusun laporan keuangan, mesti diselesaikan hari ini, Yah! Ada apa, Yah? ” tanyaku.
“Tidak apa-apa, Ayah hanya sekedar ingin ngobrol saja,”
“Oh, jangan sekarang ya, Yah! Nanti Johan telepon lagi! Pasti Johan telepon,” janjiku.
“Baiklah,” jawab Ayahku.
***
Jam sepuluh malam, aku baru tiba di rumah. Dengan pikiran yang lelah, aku memasuki rumah. Aku baru pulang dari kantor. Ketika jam kerja sudah habis, aku masih harus menghadiri meeting, menemani atasanku. Istriku menyambut, ia langsung meraih tasku dan membawanya ke kamar. Aku menghempaskan tubuhku di sofa ruang tamu, melepaskan lelah yang tengah menghampiriku. Aku merogoh kantong celanaku. Aku raih telepon genggamku yang sengaja aku nonaktifkan saat meeting. Aku berniat mengaktifkannya namun aku urungkan.
“Kenapa baru pulang jam segini?” Tanya istriku sambil duduk di sebelahku. Ia menyandarkan kepalanya tepat di dadaku.
“Aku habis dari meeting, Pak Robi mengajakku bertemu dengan client-nya.” Jawabku sambil membelai rambut istriku.
“O ya, tadi aku sama temen aku beli ini,” tiba-tiba istriku bangkit dan mengambil sesuatu dari plastik putih yang ada di meja.
“Apa ini?” tanyaku sambil membukanya.
“Sebulan yang lalu, kamu kan pernah bilang kalo kamu pengen beliin dompet itu buat Ayahmu, ya udah, tadi mumpung lagi ada uang lebih aku beliin,”
“Terima kasih, sayang!” ucapku sambil mengecup keningnya.
Istriku memang sangat perhatian, bukan hanya denganku tapi, dengan anggota keluargaku. Aku ingat benar, betapa tulusnya ia menerima keluargaku yang berasal dari kalangan ‘kurang mampu’. Aku masih ingat, betapa ia tidak mempedulikan statusku. Bukan hanya aku yang senang padanya, anggota keluarga begitu senang terhadap sikap baik Angel. Seperti hari ini, dia membelikan dompet yang ingin aku berikan untuk hadiah ulang tahun Ayahku. Sudah lama aku ingin membelikannya dompet itu untuk ayah, tapi aku selalu saja mengurungkan niatku itu, karena masih ada hal lain yang harus aku penuhi.
***
“Ayah,” panggilku dari kejauhan ketika kulihat Ayahku sedang berdiri di sebuah pintu yang begitu terang. Entahlah dimana aku tidak tahu.
Ayahku hanya menoleh padaku, dia tersenyum, kemudian kembali memandang pintu itu lagi.
“Ayah,” panggilku lagi. Ayahku melakukan hal yang sama seperti sebelumnya.
Aku mendekatinya. Matanya terlihat cerah di usianya yang beranjak 65 tahun. Aku melihat wajahnya berseri-seri.
“Ayah, selamat ulang tahun, ini untukmu,” kataku sambil memberikan dompet yang dibelikan istriku.
Ayahku tersenyum menerimanya. Ia terlihat begitu beda.
“Terima kasih anakku,” jawabnya pendek.
Aku tersenyum membalasnya. Lalu, ayahku kembali memandang cahaya terang yang ada di hadapannya. Ia berjalan seolah mengabaikan aku yang ada di dekatnya.
Aku terus memanggilnya, “Ayah, mau ke mana? Ayah…. Ayah… Ayah… mau ke mana?” panggilku. Aku berlari mengejarnya, namun sia-sia sepertinya ia tak mendengarku.
***

Jam tiga pagi, Angel terbangun ketika mendengar suaminya sedang menggigau.
“Sayang, bangun! Sayang!” ucap Angel membangunkan suaminya yang tengah menggigau menyebut Ayahnya. Keringat bercucuran dari dahinya. Dada suaminya basah berkeringat. Angel bingung harus melakukan apa.
“Ayah!” seru Johan kemudian tersadar dari tidurnya dengan nafas yang terengah-engah.
“Sayang, kamu kenapa?” Tanya Angel panic.
Johan tak menjawab. Ia mencoba mengontrol nafasnya yang masih naik turun, terengah-engah seperti habis lari. Angel beranjak dari tempat tidur dan mengambilkan segelas air putih untuk suaminya itu.
“Minum dulu,” ucap Angel yang masih diliputi kebingungan.
“Mana handphone-ku,” kata Johan setelah meneguk air putih samba mencari handphone-nya.
“Ini, sayang!” Angel meraih handphone yang berada di dekat bed lamp dan memberikannya pada Johan.
“Kamu kenapa?” Tanya Angel yang masih penasaran dengan kejadian yang baru saja dialami oleh Johan.
“Aku mimpi Ayah,” jawabnya pendek sambil berusaha mengaktifkan handphone yang dimatikannya sejak ia meeting.
Terlihat beberapa pesan masuk di layar. Johan mengabaikannya. Ia sesegera mungkin mengontak Ayahnya. Johan baru ingat, kemarin ia berjanji untuk menelepon Ayahnya tapi, diingkarinya. Lama Johan menunggu teleponnya tersembung tapi, tak ada yang mengangkat teleponnya. Johan kemudian membuka beberapa pesan masuk di handphone-nya. Beberapa pesan masuk itu dari Angel, teman Johan dan Ayah! Tanpa piker panjang, Johan langsung membuka satu persatu pesan dari Ayahnya tersebut.

Sms pertama, “Nak, kapan pulang? Ayah ingin bertemu, sudah hampir dua tahun ini tidak pulang.”
Sms kedua, “Johan, Ayah masih menunggu teleponmu, aku ingin tahu kabar kehamilan istrimu,”
Sms ketiga,”Johan, kenapa HP mu tidak bisa dihibungi? Kamu marah sama Ayah?”
Sms ketiga, “Johan, ayah kamu masuk rumah sakit lagi. Jantungnya kembali bermasalah, ibu butuh bantuanmu, pulanglah… ayahmu ingin bertemu.”
Sms keempat, “Johan, innalillah… ayahmu meninggal, pulanglah….”

Betapa terkejutnya Johan membaca pesan terakhir yang masuk sekitar empat jam yang lalu itu. Ia benar-benar kaget dan tak percaya ketika membacanya. Ia meremas rambutnya. Air matanya tak kuasa ia tahan lagi. Ia menangis menerima kabar kematian Ayahnya itu.
“Ada apa sayang?” Tanya Angel panic.
“Aku menyesal, Ngel! Harusnya kemarin aku telepon Ayah,” ucap Johan dengan suara yang bergetar.
“Ada apa?” angel bertanya semakin tidak mengerti.
“Ayah meninggal,” jawab Johan pendek.
***

Aku berjalan dengan putus asa menyusuri pemakaman umum tempat Ayahku dimakamkan. Dengan pakaian serba hitam, aku menuju makam Ayahku. Ayahku meninggal karena serangan jantungnya. Harusnya, aku berada di sampingnya saat-saat terakhir ia membuka matanya tapi, aku justru tidak bisa melihatnya untuk yang terakhir kalinya. Ya Allah… kenapa harus begini?
Aku tak henti-hentinya menangis di depan makam Ayahku. Lama. Istriku juga begitu, ia juga trelihat sangat berduka dengan kepergian Ayahku. Sesekali aku menciumi batu nisan Ayahku. Aku ingin sekali mencium pipinya. Tapi semua telah terlambat. Hal itu hanya memuat penyesalan di dadaku semakin berat.
“Harusnya aku ada di sampingnya saat ia menghembuskan nafas terakhir kalinya,” ucapku dengan suara bergetar.
“Sayang, sudahlah, kita ikhlaskan kepergiannya,” sahut istriku.
“Ayah, maafkan Johan, Johan sering mengabaikan Ayah dengan pekerjaanku. Tadi, aku lihat di kantong Ayah masih ada dompet lusuh yang berhasil membuat Johan sukses seperti sekarang. Heh… rupanya Ayah masih memakainya. Yah, menantumu membelikan dompet baru untukmu, harusnya aku bisa memberikannya saat ulang tahun Ayah dua bulan yang lalu. Ayah, aku menyesal tidak melakukan itu. Harusnya Ayah bisa menerimanya saat ulang tahun Ayah,” kataku dalam hati, merenungi apa yang telah aku lakukan selama ini. Menyesal. Aku benar-benar menyesal kini.


Sumber : http://anekaremaja.blogspot.com/2011/11/cerpen-sedih-ayah-selamat-ulang-tahun.html
»»  Read More...

Cetpen First Love

Diposting oleh Mauli di 23.53 0 komentar

Cerpen Cinta Pertama : First Love 

 

Aku mengenalnya semenjak aku berusia 14 tahun, dan semenjak itu aku merasa aneh.
Entah apa yang aku rasa saat itu, aku tak mengerti apa yang sedang terjadi kala itu, aku seperti orang yang tak tentu arah.
Saat aku sadari ternyata aku mulai jatuh cinta, ya aku jatuh cinta untuk yang pertama kali
Namun aku tak mampu melakukan apa yang ingin aku lakukan.
Aku hanya mengaguminya dari kejauhan, aku hanya mampu melihat senyumnya dari sini dari tempatku duduk kala itu.
Aku melihatnya tertawa dan melihat bermain bola di  lapangan itu.
Aku sungguh jatuh cinta, ini cinta pertama ku..
Laki laki yang aku pandang terlihat  tampan dengan gayanya yg khas dan aku suka itu..
Matanya sangat indah, rambutnya yang kriting menambah getaran dalam dada ini..
Huuuuh aku suka dia, benar-benar suka dia..
Rasa ini semakin hari semakin dalam.
Setiap hari yang aku ingin hanya memandang wajahnya.
Suatu hari aku melihat tatapan matanya, tatapan mata yang sangat sejuk.
Yang mampu membuat jantung ini berdegup lebih cepat.
Dan akhirnya aku mulai bisa dekat dgn dia, aku merasa sangat bahagia.
Hingga suatu hari, apa yang aku takutkan terjadi, dia pergi..
Pergi tanpa pesan terakhir.
Kini, hanya ada aku dan kenangan itu..
Aku hanya mampu mengingatnya, mengingat semua senyumnya dan tatapan indah itu.
Aku berjalan gontai sambil meneteskan air mata , air mata kehilangan.
Dia, takkan pernah tau betapa sakitnya aku saat itu, saat dia pergi dariku.
Aku tak mampu berkata apapun, aku hanya menangis dalam diam, menyesali semuanya..
Aku mencoba tegar, aku mencoba terus untuk menutup luka ini, luka yang kau beri.
Aku mencoba bahagia dgn apa yg aku milikki saat itu..
Aku mencoba bertahan dgn senyumanku.
Yaa tuhan, jaga dia selama dia jauh dari sisiku.
Di dalam penantianku, ada seorang pria datang dgn membawa sejuta cinta
Aku masih ingin diam, dan diam menunggu cintaku kembali dalam pelukku.
Namun kehadirannya membuat aku  tertawa seperti dulu, tetapi sungguh dalam hati ini masih ada nama cinta pertamaku.
Aku hanya mampu tertawa sesaat saja, setelah itu kembali menangis dalam diamku, dalam penantianku.
Untuk sementara waktu, sakitku terobati oleh kehadirannya di dalam sepiku.
Namun hanya sementara dan setelah itu kami berpisah..
Tahun pun telah berganti namun cintaku tak pernah kembali..
Aku tetap menunggu, menunggu dalam ketidakpastian ini..
Sampai suatu hari, aku tau dia sudah tak sendiri lagi, dia mempunyai seorang kekasih..
Aku hancuuuur saat itu..
Aku harus melihat cinta pertamaku bersama wanitanya itu.
Aku menangis sejadi jadinya :’(
Aku terus menangis dalam diamku, aku tak mampu lagi tersenyum saat itu..
Rasanya hatiku sangat sakit saat itu, hatiku ada 1 dan akhirnya hancur berkeping-keping.
Tuhan, mengapa ini terjadi padaku??
Aku menutupi rapuhnya hatiku dgn caraku sendiri.
Dan aku mencoba berpaling tapi selalu saja gagal.
Akhirnya aku menemukan seorang pria, yang sangat aku harapkan bisa menggantikan  dia.
Namun ternyata aku salah, semua yg aku usahakan gagal..
Entah apa yg aku rasakan saat itu, aku galau..
Aku kecewa..
Aku harus rela DIA bersama wanitanya…
Namun aku tak sekuat yang aku kira, aku berharap aku mampu namun ternyata aku tak
mampu.
Aku terlalu rapuh untuk itu..
Namun aku tak putus asa, aku terus menunggunya dan aku hanya menangis dalam diamku.
Aku berdoa, suatu hari nanti DIA bisa mengerti rasaku ini J
Setelah tahun berganti..
Tuhan mendengar doaku, aku kembali bisa dekat dengan cinta pertamaku itu.
Ahhh, senangnya aku ini :D
Lama-kelamaan aku semakin dekat dengan dia..
Dan sekarang dia bukan lagi bayangan, tapi dia adalah KENYATAAN.
Perjuanganku selama 4tahun ini TIDAK sia2, terima kasih Tuhan :*
I will be love you, until the end of time my Boy J
Sumber : http://anekaremaja.blogspot.com/2011/10/cerpen-cinta-pertama-first-love.html
»»  Read More...

Cerpen Cinta 13 Hari

Diposting oleh Mauli di 23.50 0 komentar

Icha merebahkan tubuh nya di kursi teras rumah nya , kelihatan sangat lelah sekali , Icha baru pulang sekolah , wajah nya yang merah merona karna terbakar panas matahari tak bisa menyembunyikan  rasa lelah dalam dirinya . Tiba- tiba Icha di kejutkan oleh sms dari sahabat nya Renata .
Renata Message :
“cha , ntr mlm jd kan nonton konser nya ?
Harus jadi yach , aku punya 2 tiket nech ?
Icha Message : 
“ship dah ,  :)
Renata Message :
“okey, kita barengan sepupu aku yach dri luar kota , 
Katanya dia mau ikutan nonton “
Icha  Message :
“ O.K , 
 Icha pun langsung masuk ke kamar  nya untuk beristirahat .
Nanti malam adalah acara konser  dari group band ternama yaitu BONDAN FEAT FADE 2 BLACK , Kebetulan Icha dan Renata salah satu  fans  nya Bondan so, wajib nonton tuch .
****
Malam pun ,tiba terlihat Icha  sudah siap untuk beranjak pergi bersama Renata .
Setiba nya di rumah Renata , Icha sedikit heran soalnya dirumah Renata sudah di penuhi  oleh kumpulan cowok –cowok dan Icha belum mengenal nya sama sekali .
“Eh icha , ngapain bengong  di luar , mari masuk, sambut Renata .
“emm, gak kok , sedikit gugup.
“ohw iya cha , kenalin ini Sepupu aku IVAN , yang aku ceritain td siang , 
“Icha , sambil mengulurkan tangan nya ke arah IVAN, 
“IVAN , sambil tersenyum , 
Tak lupa juga IVAN juga memperkenalkan teman- teman nya  kepada Icha  .
Mereka pun berangkat menuju tempat Konser berlangsung .
Terlihat acara sudah di mulai . Icha dan Renata terlihat  senang sekali karna bisa menyaksikan langsung  konser itu meski agak sedikit jauh  dari panggung .
Setengah jam konser telah berlangsung , diam- diam Icha memperhatikan Ivan dari kejauhan , 
Sesekali Ivan senyum ke arah Icha ,
*******
Pagi yang sangat dingin , berhubung cuaca lagi hujan, Icha terasa enggan membuka mata  nya , tapi lama kelamaan , Icha pun dengan terpaksa harus bangun dan harus siap- siap untuk berangkat ke sekolah . 
Icha pun menuju ke meja makan untuk sarapan , sedang asyik  nya Icha menyantap makanan nya itu, tiba – tiba   hp  Icha bergetar. Dari nomor yang tidak di kenal , dan itu membuat Icha penasaran .
Icha pun membuka  pesan itu  yang hanya sekedar sapaan selamat pagi .
Tanpa ada inesial pengirim nya .lalu Icha pun menanyakan si pengirim sms itu .
Mereka pun saling balas sms ,  Ternyata si pengirim sms itu adalah IVAN sepupunya Renata ,tapi sms terhenti saat Icha menyakan dapat Nomor  hp  nya dari siapa .
Icha sudah menduga kalau Ivan dapat nomor hp  nya dari Renata ,secara Renata kan sepupuan sama Ivan . tanpa banyak fikir lagi Icha pun menanyakan hal itu kepada Renata .berhubung Icha dan Renata beda sekolah , Icha hanya bisa menanyakan hal itu kepada Renata lewat sms. 
Icha message :
“ta, kmu yach yang ngasi nmr hap aq ke IVAN, sepupu mu itu ?
Renata message : 
“ owh , iyac cha, maaf yach aq lupa ngasi tau km sebelum nya, 
Piece 
Icha message “
“ yach gk p2 sech , cma wkt aq tnya dpt nmr q dr siapa dia nya gk blz lagi , 
Cuek amat !
Renata  Message :
“ehehe iyah dia emang rada cuek gt cha , tpi asyik kok anak nya . 
Yach lanjutin aja mz an nya , ehheheh
Icha Message :
“ idiiiihhh , cuek gtu  ta, gak asyik ta , hemmm
Renata message :
“yach , km blm kenal dia lbh jauh sech , coba aja “
Ehehehe>>>

Icha hanya bisa menarik nafas , melihat  sms dari Renata itu , tanpa balik membalas dan berlalu meninggalkan nya . 
Icha asyik dengan buku yang di baca nya , tiba- tiba ia teringat pembicaraan Renata tadi pagi , 
Ivan, iyah untuk kali ini Ivan yang jadi sasaran objek di fikiran nya , 
Sikap Ivan yang cuek , membuat Icha penasaran  dan ada rasa ingin lebih jauh mengenal nya , 
Lain hal nya dengan Icha yang sudah terkenal rada  “bawell “  dan mungkin seluruh dunia juga tau akan kebawelan  nya .
*********

Waktu terus berlalu , Icha dan Ivan pun semakin akrab , saling berbagi cerita , Ternyata sifat cuek nya Ivan membuat Icha ingin lebih jauh mengenal nya , ada rasa yang tak biasa yang di rasakan oleh Icha , serasa ada getaran dalam jiwa menggugah seluruh tubuh Icha , inikah cinta ? cinta pada pandangan yang untuk kesekian kalinya .Tak dapat di pungkiri , ternyata Ivan juga merasakan hal yang sama . sifat bawel nya Icha membuat ia merindukan nya , >>

Sungguh perkenalan yang begitu singkat , seiring berjalan nya waktu , Ivan menyatakan perasaan nya kepada Icha , ,,,, dan itu membuat I cha bahagia, ia tidak menyangka ternyata Ivan juga  punya rasa yang sama , tapi rasa suka Icha tak membuat Icha begitu saja menerima Ivan, ia pun meminta waktu kepada Ivan untuk memikirkan semuanya . berhubung Icha dan Ivan tinggal berjauhan , hal itu juga lah yang membuat Icha merasa ragu .

******
3 hari berlalu , dan waktu icha memberikan jawaban kepada Ivan , tak dapat di pungkiri , Icha juga tidak dpat membohongi perasaan nya , ia juga suka sama Ivan , dannnnn>>
Icha pun menerima nya . Icha menerima Ivan sebagai pacar  nya. Dua hati menyatu dalam satu ikatan  cinta , iyach , Ivan dan Icha , dunia seakan menjadi milik berdua, tak ada yang bisa di ungkapkan Icha selain rasa bahagia , yang mengisi  relung hati nya  . 
Tak juga ketinggalan Renata  sahabat  nya Icha pun ikut senang mengetahui  hal itu .
*****
Walaupun Icha dan Ivan terpisah jarak dan waktu , tapi itu tidak menyurutkan  niat kedua insan tersebut. Dan mereke punya gelar  masing – masing  Icha  memanggil Ivan dengan sebutan Pangeran Cuek , begitu pula hal nya  dengan Ivan memanggil  Icha dengan sebutan putri  bawel .  Itu menambah  betapa romantisnya percintaan mereka .
*****
Hari ini Icha merasa  perasaan nya tidak enak , keringat dingin bercucuran membasahi tubuh nya , jantung nya berdetag tak menentu . , ia pun hari ini heran akan diri nya , di tambah lagi dari pagi sampai siang begini tidak ada kabar tentang Ivan , tidak seperti biasanya Ivan yang selalu saja sms  Icha meski hanya ucapan selamat pagi . 
Pelajaran kosong Icha coba untuk sms Ivan , tapi tidak ada balasan . 
Icha trus bersabar akan hal ini , “duhh , dsar pangeran cuek , kambuh lagi nech penyakit “gerutu Icha dalam hati . Icha pun meminta tolong kepada sahabat nya Renata  untuk coba menghubungi Ivan .
Icha message :
“ta, maaf ganggu , bsa  bantu aq gak ? , pliase ???
Renata message :
“gak ganggu kok? Bantu apa, aq usahain .
Icha message :
“gini , Ivan dari td pagi susah d hubungin, yach aku takut aja  terjadi  sesuatu sama dia , ta ?
Renata message :
 Cie- cie , khawatir amat nech putri  bawel , oke dech ntr aku coba hubungin dia , “
Icha message :
“huh dasar , yaa  udah jangan ngeledek ! mksih sebelum nya , ntr kabarain aq yach , “


******
Icha masih gelisah dengan keadaan ini , dan ia juga berusaha untuk tidak  terlalu memikirkan hal ini , 
Ia juga berharap semoga Ivan si pangeran cuek  baik- baik saja . 
Icha menarik nafas  dan ia pun memutuskan untuk kekantin saja sekedar mengisi perut , berhubung lagi pelajaran kosong . dan ia juga mengajak Dian teman sebangku nya itu , tapi ternyata Dian sedang tidak enak badan , katanya sech kepala nya pusing , badan nya panas. Kemungkinan  Dian demam , Icha pun tidak tinggal diam , ia pun membawa Dian ke ruang UKS dengan di bantu oleh beberapa teman sekelas nya .
*******
Setelah dari UKS ,  Icha pun kembali ke kelas nya dan mengurungkan niat nya untuk ke kantin , tapi ada yang berbeda saat ia kembali ke kelas nya . semua mata tertuju pada nya ada juga yg sedang menertawakan nya .Icha heran , apa ada yang aneh dalam diri nya ? terlihat di pojok kelas si Andre salah satu teman sekelas Icha yang juga rada Jahil sedang memegang hp  Icha ,
Oh mai Gat !!!!!! si Andre lagi asyik membacakan sms dari Ivan . Icha pun dengan cepat merebut hp nya kembali .Betapa malu nya Icha saat itu , semua mata tertuju kepada Icha , di tambah lagi isi dari sms itu adalah kata putus  dari Ivan. 

Hati Icha hancur lebih dari berkeping – keping , .
****** 
Icha masih duduk di dekat jendela kamar nya , rintikan hujan mewakili hati Icha yang hampir rapuh , Icha masih larut dalam kesedihan nya . dan ia  masih tidak bisa percaya bahwa Ivan secepat itu mengakhiri hubungan mereka hanya karna alasan Ivan tidak bisa menjalani hubungan jarak jauh .Lalu kenapa waktu itu ia ucapkan kata cinta , .
Icha tersenyum sinis , mengingat hubungan nya bersama Ivan hanya sampai 13 hari saja , 
Dan itulah resiko yang harus Icha nikmati sekarang atas keputusan nya .
Icha pun di kejutkan sms dari Ivan yang berisikan  kata maaf , dan tidak  satupun dari sms Ivan di balas nya . 
Malam semakin larut , tpi Icha juga tak bisa  memejamkan matanya, Iya pun memutuskan untuk mengambil gitar nya , sekedar menghibur hatinya , mencoba menuliskan tentang perasaan nya , lewat lirik-lirik  dan nada –nada jiwanya .

*****
Renata sudah berada di rumah Icha saat itu , tapi Icha masih belum bangun dari tidur nya , 
“cha , banguuuunnnnnnn,Ya ampunn , , 
Icha pun dengan malas nya terpaksa bangun dari tidur nya , 
“cha ni kamar atau apa sech ? berantakan bgt, “ gerutu Renata .
Tiba- tiba Renata melihat selembar kertas yang berisikan liri-lirik lagu, >>
“cha , ini apa? Puisi or lagu ?  tanya Renata .
“iseng nulis-nulis lirik semalam, “ jawab Icha.
“wah , keren aku mau kmu nyanyiin ntr , buat aku , sepertinya  ne lagu bgs dech , 
Lihat aja lirik nya menyentuh “ 
“owh ya cha , aku sdah tau apa yag terjadi antara kamu dengan Ivan, 
Maafkan sepupu aku yach , maafkan aku juga , “
“ehehe , ya udah gak usah di bahas , biarkan berlalu n gak ada yag perlu d persalahkan, “jawab Icha .
 “ yang sabar yach cha, ya dah sekarang siap- siap kan hari ini aku janji mau nemenin kamu ke sekolah buat nyiapin PENSI besok d sekolah kamu , “celoteh Renata .
Owh iya ,sekalian aja cha ni lagu kamu bawain pas PENSI besok , yach … yach ..?”bujuk Renata 
“apaa? Gak ! malu di tonton banyak orang , “ jawab Renata .
“ayolah cha , aku kan pengen denger , pliaseeeeee>>>>>>.
“hemmm, kita liat saja besok , “jawab Icha singkat .
***
Hari ini di sekolah Icha ada acara  PENSI , yaang biasa di gelar setiap tahun nya , dan hari ini juga Renata datang kesekolah Icha , meski harus bolos dari sekolah  nya . 
Dan hari ini juga ia akan melihat penampilan Icha , sahabat nya . menyanyikan sebuah lagu yang iya ciptakan semalaman .
Lagu nya tidak sedih , seperti layak nya orang yang sedang patah hati, hanya saja lirik nya sedikit mewakali apa yang di alami Icha “
“|CINTA 13 HARI “
“sungguh bahagia
Dan sungguh tak ku sangka
Saat pertama
Aku kenal dia,
Tak berlangsung lama
Perkenalan antara kita
Dan tiba- tiba saja
Dia katakan cinta
Namun semua hanya sesaat saja
Dan cinta nya hanya sementara
REFF:Terpaksa aku trima semua
Kenyataan yang ada meski sakit yang ku rasa
Cinta nya 13 hari saja
Namun tak mengapa
Ku sedikit bahagia
Mencintai dia ,
Meski hanya 13 hari saja
*******
Semua bertepuk tangan melihat penampilan Icha di atas panggung , cukup menghibur semua yang hadir saat itu, terutama Renata , iya pun langsung memeluk Icha saat icha turun dari  panggung .
“chaa kerennn , “
“terima kasih , ta ,jawab Icha .
Ini baru sahabat aku , cukup kuat untuk menghadapi semua nya .
“iya ta, harus , buat apa menyesali yang telah terjadi , aku harus melihat kedepan ta, 
Biarkan semua berlalu , n semua menjadi kenangan hidup ku ,”jawab Icha 

Icha telah melupakan semua nya, tak akan ada lagi ivan, tak akan ada lagi pangeran cuek di hidUP Icha , trus melangkah kedepan , menyongsong masa depan . 
Itu yang sekarang Icha lakukan . 

SELESAI

Sumber : http://anekaremaja.blogspot.com/2011/11/koleksi-cerpen-romantis-cinta-13-hari.html
»»  Read More...

Teman Kecilku

Diposting oleh Mauli di 22.37 0 komentar
Pagi yang indah, udara yang sejuk dan matahari yang terbit, membuat ku untuk bersemangat berangkat sekolah. Hari ini aku pindah kelas, karena kelasku akan dijadikan kelas unggulan. Menurutku kelas unggulan itu tidak beda dengan kelas-kelas yang lain, hanya saja mungkin teman-teman yang masuk ke kelas unggulan itu pintar-pintar, tapi tidak semuanya pintar. Aku berangkat dari rumah menuju sekolah kira-kira pukul 06.00 WIB.
Sesampainya disekolah aku langsung menemui guru wali kelasku untuk menanyakan aku di pindah dikelas apa. Ternyata aku dipindah di kelas IX G bersama temanku yang bernama Mariyah. Kelas yang menurutku sangat strategis di bandingkan kelas lain. Aku bergegas menuju kelas tersebut. Aku melihat anak-anak di kelas itu dapat menerima aku dan teman-temanku dengan baik. Aku duduk di tempat barisan kedua dengan Mariyah.
Bel tanda masuk pun berbunyi, kami langsung masuk kelas dan bersiap-siap belajar. Pelajaran pertama diisi oleh pelajaran matematika, tetapi gurunya tidak masuk karena sakit. Kami diberi tugas untuk mempelajari bab pertama.
Kelas ini sangat gaduh jika tidak ada guru. Itu sangat membuatku merasa terganggu. Setelah selesai mengerjakan tugas, aku duduk di bawah lantai dan menulis sesuatu. Ternyata dari jauh ada salah satu anak laki-laki memperhatikanku. Aku heran dengan dia. Aku berkata dalam hati,”Kok aku merasa pernah mengenal wajahnya ya…?Tapi enggak mungkin, apa aku salah orang? Kalau aku pernah melihatnya, kira-kira di mana?”. Aku bingung, ak ingin tahu siapa nama anak itu. Akhirnya aku bertanya kepada Tantin temanku.
“Teta, akau mau tanya nama anak itu siapa sih?”Tanyaku
“Oh ardy…dia ardy , emang ada apa yah?”. Jawab Teta
“Nama lengkapnya siapa?”. Tanyaku heran
“Muhammad Ardy Saputra”. Jawab Teta merasa bingung.
Aku kaget mendengar nama itu, dalam hati berkata,”Perasaan aku pernah mendengar nama itu, apa mungkin dia teman TK ku?”. Aku pun bertanya-tanya dalam hati.
“Thank’s ya Teta”. Jawabku sambil kembali ke tempatku.
“Sama-sama”. Jawab Teta sambil tersenyum.
Bel tanda istirahat pun berbunyi. Aku tidak pergi ke kantin karena aku sedang malas ke kantin. Di kelas hanya ada Ardy. Aku dan Mariyah. Ardy terus memandangiku. Aku ingin mendekati anak itu dan bertanya,”Kenapa kau memandangiku seperti itu?”. Aku memberanikan diri untuk bertanya,. Ehhh…tiba-tiba Ary berjalan menuju ke arahku, dia bertanya”Kamu bener-bener Nia?” Aku heran kenapa dia tanya begitu aku menjawabnya,”Iya memang benar namaku Nia Azzahra, ada apa yah?”Yang pastinya aku heran dong. Dia Tanya balik”Nia kamu pernah sekolah di TK Bahagia?” Aku jawab dong,”Iya…kamuuu…Ardy teman TK ku kan?”. Jawaban yang mengejutkan,”Iya……..kamuuu Nia anaknya Ibu bidan kan?”. Aku jawab,”Yaelahhh…kok bisa ketemu lagi sihhhh, gimana caranya?”. Ardy tertawa,”hahahah…Bingung deh…”.
Sejak itu kami selalu ngobrol bersama, mengerjakan pr pun bersama-sama. Hmmm…senengnya ketemu lagi sama teman semasa TK. Kita cerita panjang lebar satu sama lain. Ardy adalah teman kecil aku, sejak TK Ardy selalu jail kepadaku sampai-sampai aku nangis cuma gara-gara di takut-takutin sama kodok. Hmm…keterlaluan banget. Tapi sekarang dia udah berubah menjadi cowok yang gak nyebelin dan baik hati. Ternyata dia juga pintar, hmm…takut kesaing sama dia. (hahah). Setiap istirahat kami selalu belajar dikelas. Kalau aku tidak ngerti dia selalu membantu akudalam menyelesaikan soal yang tidak aku bisa atau materi yang tidak aku mengerti.
Suatu hari aku terjatuh sakit dan dirawat di RS. Bayangakaraya. Gak tau apa yang terjadi pada diriku, kata dokter aku terkena penyakit tips. Ya syukurlah Allah masih memberiku penyakit. Suasana kelas yang dulu gaduh berubah menjadi tenang. Hmmm…gak tahu deh apa yang terjadi, apa karena gak ada aku?hahah…ke-GR an banget. Kata temanku Ardy selelu menanyakan kabarku. Ya, itulah salah satu bentuk perhatian dari salah satu sahabat. Ketika aku jatuh sakit, tiga hari kemudian teman-temanku menjengukku pastinya Ardy juga ikut. Mereka menanyakan kabarku dan keadaanku. Setelah sekian lama berbincang akhirnya teman-temanku pamit pulang tapi Ardy tidak pulang, entah mengapa. Ibuku sudah kenal dekat dengan keluarga Ardy. Ibuku menitipkanku kepada Ardy untuk membeli sesuatu di supermarket. Ardy mendekatiku dan dia mengungkapkan rasa kekhawatirannya itu kepadaku. Aku pun terkejut mendengarnya. Dalam hati, ku berkata,”Apakah sampai segininya perhatian seorang sahabat?”. Aku heran. Kok dia sampai sebegitunya kepadaku. Hmmm…gak tahulah.
Setelah aku di katakn oleh dokter telah sembuh, aku pun mulai berangkat sekolah. Teman-temanku menyapaku dengan baik, bahkan ada yang membawakan tasku. Hari ini semua orang pada aneh kepadaku. Gak tahu deh apa yang terjadi kepada mereka. Seperti biasanya kami ngobrol dengan asyiknya.
Eh…kok nyambungnya ke curhat-curhatan sih. Ternyata Ardy pengen curhat sama aku, ya pastinya sebagai sahabat yang baik itu harus mendengarkan curhatan dari sahabatnya dong. Dia curhat semua tentang perasaan dia kepada seorang wanita, tapi dia gak kasih tau inisialnya. Ya aku sebagai sahabat gak akan maksa dong. Aku kasih masukan sama dia dan aku beri nasehat dia.
Suatu hari dia ngajak aku ketemuan, ya aku kira ada hal-hal penting yang mau di sampaikan eh, dia mengungkapkan perasaannya ke aku. Oh…jadi selama ini cewek yang dia ceritaan ke aku tu maksudnya aku gitu…Arghhttt gak ngerti deh, kok bisa sih dia suka ke aku. Dia Cuma sekedar mengungkapkan isi hatinya aja dan dia nembak aku. “Oh My God…Apa yang terjadi? Ternyata rasa itu masih ada sampai sekarang. Apa yang harus aku lakukan, aku harus jawab apa?” tanyaku dalam hati. Isi hatiku berkata, memang aku masih suka sama Ardy tapi …, gak tau deh. Aku bingung, okeh dehhh kali ini aku terima cinta Ardy. Semenjak itulah kami selalu berdua dan menjadi sepasang kekasih yang saling mencintai.

by : me



»»  Read More...
 

Mauli's Blog Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea